Jumat 31 Januari 2025, bertempat di Museum Pustaka Lontar, desa wisata Dukuh Penaban, Karangasem, Yayasan Karya Buana Lestari melaksanakan kegiatan rutin digitalisasi, konservasi, dan penarasian lontar Bali bersama penyuluh bahasa Bali yaitu Ibu Ni Luh Widiastiti dan Ibu Ni Luh Putu Rika Darmayanti serta tim dokumentasi Yayasan Karya Buana Lestari. Hasil kegiatan ini yaitu terdapat 3 lontar bali yang berhasil dilakukan konservasi, digitalisasi, serta penarasian.
Adapun lontar yang dimaksud antara lain :
- Gagelaran Pemangku : lontar ini memuat aturan (tingkah) Pemangku/ orang suci setelah mandi, memasang-abah-abah (dihormat di pura) menyapu dengan mantra dan seterusnya. juga memuat mantra pengantar bebanten, saranya upacara serta mantranya, menghaturkan pengulap, mantra danseterusnya, menghaturkan pebresihan dan tepung tawar dan lain-lain, pemangku nuur batara lalu ngaturang tirta, mantra caru dan lain-lain
- Sangkul Putih : Lontar ini memuat tentang perilaku seorang pemangku (pemimpin Umat Hindu) yang berpedoman pada ajaran Sangkul Putih, yaitu setiap hari harus menyapu dihalaman pura tempatnya bertugas sebagai pemangku, menghaturkan canang purnama,tilem. Selain itu, tugas seorang pemangku untuk melaksanakan sebagai pengantar mengkomunikasikan orang yang memiliki Yadnya dan setiap upacara yadnya diiringi dengan wargasari, serta puja mantra/ seha harus dihapalkan pada saat pemangku melaksanakan tugas, seperti menyapu, memasang ceniga dan lain-lain
- Satua Pan Balang Tamak : Dalam lontar ini menceritakan tentang cerita rakyat yaitu Pan Balang Tamak yang terkenal sebagai seorang yang penuh tipu daya serta senang mengolok ngolok krama atau masyarakat dan pada akhir hayatnya walaupun Pan Balang Tamak sudah meninggal masih tetep bisa memperdayai masyarakat beserta kepala Desa.Yayasan Karya Buana Lestari secara konsisten menggelar kegiatan pelestarian lontar sebagai bagian dari upaya konservasi warisan budaya Bali. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut, mengingat banyak lontar yang masih membutuhkan perhatian khusus untuk diselamatkan. Dengan sinergi antara lembaga pelestarian budaya, pemerintah, dan masyarakat, kelangsungan warisan intelektual Bali dapat terjaga, memberikan manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Yayasan Karya Buana Lestari secara konsisten menggelar kegiatan pelestarian lontar sebagai bagian dari upaya konservasi warisan budaya Bali. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut, mengingat banyak lontar yang masih membutuhkan perhatian khusus untuk diselamatkan. Dengan sinergi antara lembaga pelestarian budaya, pemerintah, dan masyarakat, kelangsungan warisan intelektual Bali dapat terjaga, memberikan manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang.